Monday, January 31, 2011

Cara menghilangkan jerawat dengan cepat dan sederhana

1. Mencuci muka minimal 2 kali sehari.

Mencuci muka dapat membantu membersihkan wajah dari minyak, Jika kita jarang membersihkannya, maka bakteri penyebab jerawat akan hidup subur di wajah kita. Namun ingat..jangan mencuci wajah apalagi menggosok wajah secara berlebihan karena malah akan meningkatkan produksi minyak sobaceous yang dapat menyebabkan masalah kulit pada wajah. Cucilah wajah 2 kali sehari dengan menggunakan sabun yang lembut.
 

2. sebisa mungkin hindari kosmetik yang berminyak.

secara alami wajah kita akan menmproduksi minyak, bahkan kulit kering sekalipun. Jadi sebisa mungkin hindarilah hindarilah menggunakan kosmetik yang berlebihan karena minyak dan debu akan menjadi media bakteri penyebab jerawat untuk bermukim di wajah kita.

3. Mengkonsumsi Sayuran dan Buah-buahan

Sadar atau tidak pola makan sangat berpengaruh terhadap munculnya jerawat karenanya Pola makan untuk remaja diutamakan yang memiliki kandungan serat tinggi. Selain itu perlu juga untuk menambahkan buah-buahan yang mengandung antioksidan seperti apel, wortel, dan tomat.

4. Cukupi Kadar Protein Kamu

Remaja juga perlu kadar protein yang cukup dan saya anjurkan untuk memilih tempe dan tahu. Mengapa tempe dan tahu, karena tempe dan tahu diduga mengandung estrogen, yaitu suatu hormon yang berfungsi untuk menghaluskan kulit, menghilangkan jerawat dan mencegah kanker prostat. Hindari makanan berlemak dan berminyak jenuh (minyak yang sudah dipakai berkali-kali).

5. Minum air putih 2 Liter Sehari

Hampir 70% kulit kita terdiri dari air, dengan minum air minimal 2 liter sehari, maka kulit kita akan selalu fit dan sehat.

6. Tidur yang cukup dan teratur

Kulit juga sama seperti kita, butuh istirahat. Jadi biasakanlah untuk tidur yang cukup dan teratur. Karena saat kita tidur, kulit akan beregenerasi dan membuang racun2 yang berbahaya sehingga saat kita bangun keesokan harinya kulit kita akan kebali segar.

Saturday, January 29, 2011

Proses Keperawatan


Pengertian
            Banyak pakar telah merumuskan definisi dari proses keperawatan (Weitzel, Marriner, Murray, Yura, Herber, dll). Secara umum dapat dikatakan bahwa proses keperawatan adalah metode pengorganisasian yang sistematis, dalam melakuan asuhan keperawatan pada individu, kelompok dan masyarakat yang berfokus pada identifikasi dan pemecahan masalah dari respn pasien terhadap penyakitnya (Tarwoto & Wartonah, 2004). Atau :
Proses keperawatan adalah :
1.       Suatu pendekatan sistematis untuk mengenal masalah-masalah pasien dan mencarikan alternatif pemecahan masalah dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan pasien.
2.       Merupakan proses pemecahan masalah yang dinamis dalam memperbaiki dan meningkatkan kesehatan pasien sampai ke tahap maksimum.
3.       Merupakan pendekatan ilmiah.
4.       Terdiri dari 4 tahap : pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Atau, ada pula yang menterjemahkannya ke dalam 5 tahap : pengkajian, perumusan diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

Langkah-Langkah Proses Keperawatan
                Langkah-langkah proses keperawatan menurut beberapa ahli sebagai berikut:
1.       Yura dan Wahls, membaginya menjadi empat tahap, yaitu pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.
2.       Susan dan Clemen membaginya menjadi enam tahap, yaitu pengkajian, analisis, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.
3.       Fuerst dkk., membaginya menjadi empat tahap, yaitu pengumpulan data, pengkajian perencanaan, pelaksanaan.
4.       Freeman membaginya menjadi enam tahap, yaitu Pembina hubungan saling percaya dengan klien, pengkajian, penentuan tujuan bersama keluarga dan orang terdekat klien, merencanakan kegiatan bersama klien, melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana, dan hasil evaluasi.
5.       SG Baillon memaginya menjadi empat tahap, yaitu pengkajian, perencanaan, implementasi, dan evaluasi.
6.       Subdid perawatan kesehatan masyarakat DEPKES RI membaginya menjadi empat tahap, yaitu identifikasi, pengumpulan data, rencana dan kegiatan, dan serta penilaian.
7.       Pameela membaginya menjadi tujuh tahap, yaitu pengumpulan data, mengidentifikasi kemungkinan, diagnosis, analisis terhadap klien, penetapan diagnosis, perencanaan, implementasi dan evaluasi.
8.       Zaidin Ali membaginya menjadi lima tahap, yaitu:
a.       Pengkajian, meliputi pengumpulan data, analisis data, perumusan masalah kesehatan dan keperawatan.
b.      Perumusan diagnosis keperawatan.
c.       Perencanaan tindakan.
d.      Pelaksanaan tindakan sesuai dengan perencaan.
e.      Penilaian tindakan keperawatan yang dilakukan secara terus menerus dan berkelanjutan.

Tujuan Proses Keperawatan
Tujuan Umun
Memberikan suatu kerangka kerja berdasarkan kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat, sehingga kebutuhan perawatan kesehatan klien, keluarga dan masyarakat dapat terpenuhi.
Tujuan Khusus :
1.     Mempraktekkan metode pemecahan masalah dalam praktek keperawatan (problem solving)
2.     Menggunakan standart dalam praktek keperawatan
3.     Memperoleh metode yang baku, rasional dan sistematis
4.     Meperoleh metode yang dapat digunakan dalam berbagai macam situasi
5.     Memperoleh asuhan keperawatan yang berkualitas tinggi


Fungsi Proses Keperawatan
1.       Sebagai kerangka berpikir untuk fungsi dan tanggung jawab keperawatan dalam ruang lingkup yang sangat luas.
2.       Sebagai alat untuk mengenal masalah klien, merencanakan secara sistematis, melaksanakan rencana dan menilai hasil.

Azas-azas Proses Keperawatan
Dalam pelaksanaan proses keperawatan dianut azas-azas seagai berikut:
1.       Keterbukaan, kebersamaan, dan kemitraan.
2.       Manfaat, semua kebutuhan/tindakan yang diambil harus bermanfaat bagi kepentingan pasien, tenaga keperawatan, dan institusi.
3.       Interdependensi, terhadap saling ketergantungan antara tenaga keperawatan dalam merawat pasien. Oleh karena itu, di butuhkan kerja sama yang baik di antara keduanya.
4.       Saling menguntungkan, masing-masing pihak yang terlibat dalam hal ini perawat, klien dan institusi memperoleh kepuasan.

Manfaat Penggunaan Proses Keperawatan
Pelaksanaan asuhan keperawatan melalui pendekatan proses keperawatan sangat bermanfaat bagi fasien, perawat dan institusi.

Manfaat untuk pasien
1.       Aspek keperawatan yang diterima bermutu dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah
2.       Merangsang partisipasi pasien dalam perawatan dirinya (self care)
3.       Kelanjutan asuhan
4.       Terhindar dari mal-praktik


Manfaat untuk tenaga keperawatan
1.       Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan
Bila semua kebutuhan klien dapat dipenuhi, tentu akan dapat mempercepat proses penyembuhan klien dan kepuasan bagi klien akan pelayanan keperawatan yang diberikan. Dengan demikian, mutu asuhan keperawatan akan meningkat.
2.       Pengembangan ketrampilan intelektual dan teknis bagi tenaga pelaksana keperawatan.
3.       Peningkatan citra keperawatan dan tenaga keperawatan.
Jalan yang paling tepat untuk meningkatkan citra keperawatan dan profesi keperawatan adalah dengan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan. Kepuasan konsumen terhadap pelayanan keperawatan menunjukkan keyakinannya terhadap profesi keperawatan.
4.       Meningkatkan peran dan fungsi perawatan dalam pengelolaan asuhan keperawatan.
5.       Pengakuan otonomi keperawatan oleh masyarakat dan profesi lain.
Profesi keperawatan memberikan kesempatan kepada tenaga keperawatan untuk melaksanaan otonomi profesinya, yang didasari oleh tanggung gugat dan tanggung jawab, penerapan etika profesi dan standart praktek keperawatan.
6.       Peningkatan rasa solidaritas.Kesamaan metode praktek keperawatan yang digunakan oleh semua tenaga keperawatan akan memperkuat persatuan serta menggambarkan  otonomi dan identitas keperawatan.
7.       Peningkatan kepuasan tenaga keperawatan.
Kepuasan konsumen terhadap pelayanan keperawatan dengan sendirinya akan  menimbulkan kepuasan bagi tenaga perawatan.
8.       Memupuk rasa percaya diri dalam memberikan asuhan keperawatan.
9.       Untuk pengembangan ilmu keperawatan.
Proses keperawatan dapat mendukung dan memberi sumbangan dalam pengembangan penelitian ilmu keperawatan, sehingga dapat dikembangkan metode-metode yang baku dalam memberikan asuhan keperawatan.

Manfaat untuk Institusi (Rumah Sakit)
1.       Banyak Pengunjung (masuk/keluar pasien) sehingga keuntungan yang di peroleh akan meningkat.
2.       Citra Rumah Sakit akan bertambah baik di mata masyarakat.
Manfaat bagi masyarakat
                Masyarakat mendapat pelayanan yang berkualitas.

Tahap-tahap Proses Keperawatan
Dalam proses keperawatan terdapat empat tahapan yaitu:

•1. Pengkajian
Pada dasarnya tujuan pengkajian adalah mengumpulkan data objektif dan subjektif dari klien. Adapun data yang terkumpul mencakup klien, keluarga, masyarakat, lingkungan, atau kebudayaan. (Mc Farland & mc Farlane, 1997)
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan selama pengkajian antara lain:
  1. Memahami secara keseluruhan situasi yang sedang dihadapi oleh klien dengan cara memperhatikan kondisi fisik, psikologi, emosi, sosialkultural, dan spiritual yagn bisa mempengaruhi status kesehatannya.
  2. Mengumpulkan semua informasi yang bersangkutan dengan masa lalu, saat ini bahkan bahkan sesuatu yang berpotensi menjadi masalah bagi klien guna membuat suatu database yang lengkap. Data yang terkumpul berasal dari perawat-klien selama berinteraksi dan sumber yang lain. (Gordon, 1987;1994)
  3. Memahami bahwa klien adalah sumber informasi primer.
  4. Sumber informasi sekunder meliputi anggota keluarga, orang yang berperan penting dan catatan kesehatan klien.
Metode pengumpulan data meliputi :
  • Melakukan interview/wawancara.
  • Riwayat kesehatan/keperawatan
  • Pemeriksaan fisik
  • Mengumpulkan data penunjang hasil laboratorium dan diagnostik lain serta catatan kesehatan (rekam medik).
•2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah menganalisis data subjektif dan objektif untuk membuat diagnosa keperawatan. Diagnosa keperawatan melibatkan proses berpikir kompleks tentang data yang dikumpulkan dari klien, keluarga, rekam medik, dan pemberi pelayanan kesehatan yang lain.
The North American Nursing Diagnosis Association (NANDA, 1992) mendefinisikan diagnosa keperawatan semacam keputusan klinik yang mencakup klien, keluarga, dan respon komunitas terhadap sesuatu yan berpotensi sebagai masalah kesehatan dalam proses kehidupan.
  • Dalam membuat diagnosa keperawatan dibutuhkan ketrampilan klinik yang baik, mencakup proses diagnosa keperawatan dan perumusan dalam pembuatan pernyataan keperawatan.
  • Proses diagnosa keperawatan dibagi menjadi kelompok interpretasi dan menjamin keakuratan diagnosa dari proses keperawatan itu sendiri. Perumusan pernyataan diagnosa keperawatan memiliki beberapa syarat yaitu mempunyai pengetahuan yang dapat membedakan antara sesuatu yang aktual, risiko, dan potensial dalam diagnosa keperawatan.
•3. Intervensi
Intervensi keperawatan adalah preskripsi untuk perilaku spesifik yang diharapkan dari pasien dan/atau tindakan yang harus dilakukan oleh perawat. Intervensi dilakukan untuk membantu pasien dalam mencapai hasil yang diharapkan.
Intervensi keperawatan harus spesifik dan dinyatakan dengan jelas. Pengkualifikasian seperti bagaimana, kapan, di mana, frekuensi, dan besarnya memberikan isi dari aktivitas yang direncanakan. Intervensi keperawatan dapat dibagi menjadi dua yaitu mandiri yaitu dilakukan oleh perawat dan kolaboratif yaitu yang dilakukan oleh pemberi perawatan lainnya.


•4. Evaluasi
Evaluasi mengacu kepada penilaian, tahapan, dan perbaikan. Pada tahap ini perawat menemukan penyebab mengapa suatu proses keperawatan dapat berhasil atau gagal. (Alfaro-LeFevre, 1994)
Perawat menemukan reaksi klien terhadap intervensi keperawatan yang telah diberikan dan menetapkan apa yang menjadi sasaran dari rencana keperawatan dapat diterima.Perencanaan merupakan dasar yang mendukung suatu evaluasi.
Menetapkan kembali informasi baru yang diberikan kepada klien untuk mengganti atau menghapus diagnosa keperawatan, tujuan, atau intervensi keperawatan.
Menentukan target dari suatu hasil yang ingin dicapai adalah keputusan bersama antara perawat dank lien (Yura & Walsh, 1988)
Evaluasi berfokus pada individu klien dan kelompok dari klien itu sendiri. Proses evaluasi memerlukan beberapa keterampilan dalam menetapkan rencana asuhan keperawatan., termasuk pengetahuan mengenai standar asuhan keperawatan, respon klien yang normal terhadap tindakan keperawatan, dan pengetahuan konsep teladan dari keperawatan.

Peran, Fungsi, dan Kompetensi Perawat


Peran Perawat
1.       Seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang, sesuai kedudukannya dalam suatu sistem.
2.       Dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar profesi keperawatan dan bersifat konstan.
Fungsi Perawat
1.       Fungsi adalah suatu pekerjaan yang harus dilaksanakan sesuai dengan perannya.
2.       Fungsi dapat berubah dari suatu keadaan ke keadaan yang lain.
3.       Ada tiga jenis fungsi perawat dalam melaksanakan perannya, yaitu;
a.       Dependen
b.      Independen
c.       Interdependen
Kompetensi Perawat
1.       Mengumpulkan data.
2.       Menganalisis dan menginterprestasikan data dalam rangka mengidentifikasi kebutuhan keperawatan pasien/klien termasuk sumber-sumber yang tersedia dan potensial (diagnosis keperawatan)
3.       Mengembangkan rencana tindakan keperawatan untuk individu, keluarga kelompok dan masyarakat berdasarkan diagnosis keperawatan dan kebutuhan.